animasi-bergerak-selamat-datang-0112

Minggu, 03 April 2016

You Belong With Me

Kim Sohyun atau akrab dipanggil Sohyun sedang membaca novel kesukaannya, sambil mendengarkan musik. Novel itu telah berulang kali ia baca, namun tak sedikit pun ia merasa bosan. Tiba-tiba konsentrasi yang telah ia buat untuk fokus terhadap buku itu terpecah saat mendengar suara bentakan walau sedikit samar.
“Apa kau sibuk?” tanya seseorang di luar sana, keadaan sunyi beberapa detik, sampai terdengar suara lagi.
“Ya.. kau selalu sibuk! Aku tahu itu. Hey dengarkan aku!” bentak seseorang itu.
Suaranya benar-benar kuat sekali. Yua mengambil kursi dan duduk di pinggir jendela kamarnya. Ia ingin mengetahui keadaan sebenarnya. “Aku minta maaf, ku mohon maafkan aku.” katanya lagi. Keadaan kembali hening. Hingga akhirnya kembali terdengar suara bentakan. “Teruslah seperti itu, kau selalu sibuk. Memuakkan!” dia membanting ponselnya di ranjang. Lalu duduk menghadap jendela.
Dia adalah Yook Sungjae, laki-laki populer di sekolah Sohyun. Ia menyukai Sungjae sejak pertama kali laki-laki itu pindah di asrama pria samping asramanya, bahkan kamar mereka berada di lantai yang sama dan jendelanya saling berhadapan. Sering kali Sohyun memperhatikan Sungjae setiap pulang sekolah atau saat belajar. Itu adalah momen penting baginya. Namun sayang, Sungjae telah memiliki kekasih, dan kekasihnya merupakan gadis populer.
Namanya Kim Seol Hyun, dia merupakan kapten cheers. Kalaupun Sungjae tidak memiliki kekasih, tetap saja ia tidak bisa bersamanya. Karena ia bukanlah gadis yang cantik, ia hanyalah seorang gadis culun berkaca mata yang tergabung dalam kegiatan Drumband. Ia melihat Sungjae yang tampak kecewa, lalu mengambil sebuah buku gambar dan menuliskan beberapa kata. Setelah itu ia membalikkan buku gambar itu menghadap Sungjae. Sungjae mendekatkan wajahnya ke jendela agar dapat melihat apa yang ditulis oleh Sohyun.
“Kau tak apa?” tanya Sohyun dari tulisan itu. Sungjae pun mengambil buku gambar dan menuliskan beberapa kata.
“Sangat lelah.” Balas Sungjae yang menunjukkan tulisannya. Sohyun membalasnya lagi.
“Maaf..” Sungjae hanya mengendikkan bahunya. Beberapa saat Sohyun diam, ia menuliskan kata, “I Love You” lalu dibalikkan lagi. Namun sayang, Sungjae telah pergi dan menutup tirai kamarnya. Sesaat kemudian ia menyimpan kata-kata itu.
“Apa aku gila? Dia tidak mungkin mau melihat kata-kata ini. Akan ku simpan saja.” Batin Sohyun.
Ia beranjak dan berdiri di depan kaca. Ia berusaha berpenampilan seperti Seolhyun, pacar Sungjae.
“Dia memakai rok pendek, aku hanya mengenakan celana panjang yang norak, dia seorang kapten cheers dan aku? hanya seorang anggota drumband.” Ucapnya di depan kaca, ia merasa kalau dirinya benar-benar konyol saat ini. Ia mengubah penampilan agar dapat mirip dengan Seolhyun. Namun sekali lagi, ia terlihat konyol.
Ia pun menghidupak lagu “You Belong With Me-Taylor Swift” lalu bernyanyi dan berjoget asal. Ia semakin hilang kendali saat lagu memasuki reef, ia melompat ke spring badnya dan menggunakan sisir sebagai micnya. Ia berjoget tidak jelas di atas tempat tidurnya. Dan ternyata ada satu hal yang dilupakan olehnya, tirai kamarnya belum ditutup. Sementara itu Sungjae yang baru kembali dari dapur, merasa ada suara musik. Ia membuka tirainya dan melihat Sohyun berjoget tidak jelas, ia tersenyum geli. “Kau memang selalu penuh kejutan.” Sungjae kembali menutup tirainya. Sohyun sendiri langsung menghempaskan tubuhnya di kasur. Keesokan harinya, selagi menunggu bus Sohyun membaca novelnya. Ia duduk di bangku halte yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Tidak lama kemudian Sungjae datang dan duduk di sampingnya.
“Pagi..” sapa Sungjae. Sohyun tersenyum manis ke arahnya.
“Pagi..” jawabnya. Sungjae memperhatikan Sohyun yang masih fokus pada novelnya.
“Kau menunggu bus?” tanya Sungjae.
“Ya, aku ini bukan kau.” Sindir Sohyun, Sungjae menaikkan alisnya sebelah.
“Kau mengejekku?”
“Tidak..”
“Oh ya, seminggu lagi kita akan tampil, benar kan? Aku sudah tidak sabar.”
“Iya, kau bermain drumband bukan?” tanya Sungjae menebak, Sohyun hanya mengangguk membenarkan.
“Kenapa kau tidak ikut cheers?” tanya Sungjae lagi. Sohyun membulatkan matanya.
“Kau cantik, dan berbakat dalam menari. Haha,” ucap Sungjae. Sohyun menyipitkan matanya.
“Kau mengejekku?” tanyanya sinis. “Tidak, kau ini..” sanggah Sungjae.
“Kau masih dengan Seolhyun?” tanya Sohyun mengubah topik pembicaraan.
Sungjae mengangguk “Iya, terkadang aku bosan dengannya, aku ingin sekali mengakhiri hubungan ini.”
“Lalu?” tanya Sohyun penasaran. “Aku tidak ingin sendiri, oleh karena itu aku masih bertahan dengannya. Jika aku memiliki pacar pasti ada yang peduli denganku.” Jawab Sungjae.
“Bersabarlah, jika kau mencari pacar hanya agar ada yang peduli untukmu, kau tidak akan mendapatkannya. Carilah dengan hatimu.” Nasihat Sohyun. Sungjae terdiam. Tidak lama kemudian sebuah mobil sport berwarna merah berhenti di depan mereka. “Pacarmu,” ucap Sohyun malas. Sungjae tersenyum lalu menghampiri pacarnya dan masuk ke dalam mobil. Sohyun hanya melambaikan tangan sesaat kemudian membuang muka. Sebenarnya ia cemburu, sangat cemburu melihat kemesraan mereka.
Seminggu kemudian, team Sungjae yang tak lain adalah utusan dari sekolah mereka menang dalam pertandingan basket. Team cheers yang diketuai oleh Seolhyun memberikan selamat dengan gaya mereka. Sementara Sohyun hanya duduk di bangku kelompok Drumband. “Bagaimana mungkin aku dapat menarik perhatianmu, lihatlah Seolhyun dia kapten cheers, sementara aku.” ucapnya lirih. Tidak sengaja mata Sohyun tertuju pada 2 orang yang sedang memadu kasih. Mereka Seolhyun dan Henry. Ia hampir tidak percaya dengan apa yang ia lihat, Seolhyun sanggup berselingkuh di depan Sungjae secara terang-terangan.
Tiba-tiba Sungjae datang dan langsung marah-marah. “Apa kau gila? Kau berselingkuh dengannya di depanku?”
“Apa yang salah? Kau tidak pernah perhatian denganku, aku sudah bosan dengan hubungan kita. Kita sudah selesai.” Ucap Seolhyun enteng. Sungjae hanya diam dan pergi. Sohyun yang melihatnya hanya dapat menggeleng. Ia pun mengikuti Sungjae. Ia mendapati Sungjae duduk di luar stadion.
“Minumlah, kau pasti lelah,” ucap Sohyun seraya memberikan sebotol air mineral pada Sungjae, laki-laki itu menerimanya. Sohyun duduk di samping Sungjae. Ia melihat raut wajah yang kecewa, ia benar-benar kasihan melihat Sungjae.
“Aku dan Seolhyun sudah berakhir.” Ucap Sungjae memulai pembicaraan.
“Bukankah kau yang yang menginginkannya? Kau muak dengannya.”
“Ya tapi semua itu rasanya sakit”
“Begitulah putus cinta, kau tidak hanya merasakan indahnya, tapi kau juga harus merasakan sakitnya.”
Sungjae menoleh ke arah Sohyun. “Kau sudah pernah merasakannya?” tanya Sungjae.
“Aku merasakan apa yang kau rasakan.” Sohyun memang merasakan apa yang dirasakan oleh Sungjae, karena menurutnya sakit yang dirasakan oleh Sungjae, merupakan sakitnya juga.
Malam ini ada pesta dansa di sekolah untuk merayakan kemenangan team basket dan team drumband mereka. Sungjae tampak tampan dengan jas hitam yang ia kenakan. Sementara Sohyun lebih memilih tidak datang dan belajar, maklum Sohyun merupakan murid teladan di sekolahnya. Sungjae menuliskan beberapa kata pada buku gambarnya lalu menghadapkannya pada jendela.
“Kau tidak pergi?” tanya Sungjae. Sohyun yang melihatnya langsung membalasnya.
“Tidak aku belajar.” Sungjae tampak kecewa dengan balasan Sohyun, karena sejujurnya ia ingin pergi dengan Sohyun, namun apa boleh buat jika Sohyun lebih memilih untuk tetap tinggal. Sohyun teringat pada kertas yang bertuliskan I Love You, ia pun mengambilnya lalu berdiri di depan kaca. Ia melepas kacamatanya.

Pesta semakin meriah, Sungjae yang datang langsung menghampiri anggotanya. Mereka bertanya kenapa Sungjae hanya datang sendiri tidak dengan Seolhyun, Sungjae hanya tersenyum. Sohyun turun dari taksi, ia mulai memasuki gerbang sekolah. Tanpa diduga semua mata tertuju padanya dan semua orang bertanya apakah itu Sohyun. Semua memberik jalan pada Sohyun bak ratu istana. Ia mengenakan gaun putih panjang dengan hiasan manik-manik yang berkilau. Rambutnya dibiarkan saja terurai. Ia sangat cantik dengan polesan yang mewah. Tidak ada lagi Sohyun yang culun. Sungjae yang melihatnya tidak dapat mengedipkan mata, ia benar-benar tidak menyangka kalau Sohyun datang dengan sangat cantik. Ia pun menghampiri Sohyun lalu mengeluarkan sebuah kertas bertuliskan I Love You, begitu pula dengan Sohyun yang mengeluarkan kertas yang bertuliskan sama dengan Sungjae. Mereka pun saling bergandengan tangan dan berdansa bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar