animasi-bergerak-selamat-datang-0112

Minggu, 03 April 2016

Born To Love You

“Yeri-yah, bisakah kau tidak pindah ke Seoul?” pinta seorang anak laki-laki tersebut sambil memeluk temannya untuk terakhir kalinya.
“Maafkan aku, Sungjoon-ah. Aku harus mengikuti kedua orangtuaku pergi ke Seoul. Kalau kita memang ditakdirkan untuk bersama, kita pasti akan bertemu lagi. Dan kalau kita bertemu lagi, aku janji aku akan menjadi pacarmu.” kata seorang anak perempuan yang bernama Yeri tersebut.
13 tahun kemudian..
Han Yeri sekarang merupakan seorang mahasiswa yang hidup bersama ibu dan adiknya, Sohee yang masih duduk di bangku SMP. Kematian ayahnya 13 tahun yang lalu karena kecelakaan mobil saat mereka pindah ke Seoul membuat ibunya depresi sehingga menghabiskan seluruh kekayaan perusahaan ayahnya. Sekarang Yeri dan adiknyalah yang mencari nafkah. Ibunya hanya dapat menangis meratapi nasibnya dan tiap hari pasti pulang mabuk dan melampiaskan depresinya kepada anaknya dengan cara kasar.
“Eonni..” panggil Sohee yang melihat Yeri tertidur di meja dapur.
“Wae, Sohee-yah?” tanya Yeri sambil menggosok matanya.
“Istirahatlah Eonni, biar aku saja yang memasak.” kata Sohee sambil memapah Yeri masuk ke dalam kamarnya.
Aku terbangun dan melihat Sohee tidur di lenganku.
“Sohee-yah.. Bangunlah, sudah pagi..” panggilku sambil menepuk pelan lengannya.
“Eonni, Eomma mana?” tanya Sohee yang sudah terbangun sambil mencari Eomma.
Lagi-lagi Eomma, mengapa ia tidak bekerja membantu keluarga kami. Mengapa ia hanya meratapi nasibnya, toh, bukan hanya ia yang merindukan appa, aku dan Sohee juga. Aku membuka pintu kamar Eomma dan segera aku mencium bau alkohol yang sangat menyengat.
“Eomma…” panggilku.
“Kau..!!!” bentak Eomma.
“Eomma, sadarlah..” kataku sambil membantunya berdiri.
Dan setelah ia berdiri, satu pukulan mendarat di punggungku.
“Kau telah membunuh Ayahmu..” kata Eomma mabuk.
“Ani, Eomma..” tangisku lalu ke luar kamarnya dan segera masuk kamar mandi.
“Eonni.. Mengapa menangis lagi? Eomma?” tanya Sohee yang ternyata berada di dalam kamar mandi.
Aku hanya mengangguk. “Eonni, uljima.. Eomma tidak sengaja, ia hanya mabuk..” kata Sohee sambil memelukku.
“Sohee-yah.. Hari ini aku akan melamar ke perusahaan itu.” kataku.
“Geuraeyo? Fighting, Eonni.” kata Sohee.
Kang Sungjoon sekarang merupakan CEO perusahaan terkenal di Korea. Perusahaan ayahnya yang sudah sukses sekarang berada di tangannya. Namun, ia tidak pernah melupakan seorang wanita, Han Yeri. “Yeri-yah.. Apa kabarmu? Sudah 13 tahun aku tidak bertemu denganmu.” kataku sambil mengusap foto diriku dan Yeri di hari ulang tahunnya.
“Sajangnim, hari ini ada interview dengan karyawan baru yang akan diterima di perusahaan kita.” ingat sekretarisku yang membuatku terkejut dan meletakkan kembali foto itu.
“Sekarang orang terakhir, sajangnim, seorang wanita dari Gwangju.” kata sekretarisku.
Sekretarisku tahu bahwa aku pasti akan menerima semua orang dari Gwangju, termasuk dirinya sendiri.
“Masuklah!” perintahku dan untuk sedetik kemudian jantungku berhenti berdetak.
“Annyeonghaseyo, jeoneun seumeul daseot sal, Han Yeri irago habnida.” kata gadis itu sambil membungkukkan badannya di depanku.
“Yeri-yah?” tanyaku.
“Nuguseyo?” tanyanya bingung.
“Kau tidak ingat denganku?” tanyaku tidak percaya.
“Aku turut berduka atas apa yang terjadi pada ayahmu 13 tahun yang lalu, maafkan aku juga aku tidak datang ke pemakamannya.” timpalku.
“Kang Sungjoon?” tanyanya mulai ingat. Aku hanya mengangguk.
“Mianhae, Sungjoon-ah. Banyak kejadian yang menimpaku.” katanya bersalah.
“Aniya.. Gwaenchanha, lagian juga kita sudah 13 tahun tidak bertemu.” kataku dan memeluknya.
Ia balas memelukku, dan menangis di pelukanku. “Maafkan aku tidak di sampingmu waktu itu, Yeri-yah..” kataku menyesal.
“Sungjoon-ah.. Aku takut.” katanya lalu menangis. “Wae?” tanyaku heran.
“Sejak appa meninggal, Eomma jadi sering mabuk dan melampiaskan semua kemarahannya kepadaku dan Sohee.” jawabnya di sela isak tangisnya.
“Dan sekarang hanya kau yang ku tahu di sini.” kata Yeri.
“Aku akan menerimamu di sini dengan satu syarat.” kataku.
“Apa syaratnya? Aku harus mendapatkan pekerjaan ini supaya aku bisa melanjutkan kuliahku dan menanggung Eomma dan Sohee..” tanyanya putus asa.
“Maukah kau menjadi pacarku?” tanyaku senang.
“Untuk menepati janjiku dan bertemu denganmu, geuromyo..” katanya senang dan memelukku.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar