animasi-bergerak-selamat-datang-0112

Minggu, 03 April 2016

Who’s Next

Gemerlap dunia malam seakan tak pernah lepas dari gambaran kota metropolitan. Bintang-bintang yang bertaburan di angkasa juga berpartisipasi menghiasi gemerlap malam. Di sebuah gang sempit yang sepi terlihat 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan remaja SMA yang sedang asyik berpesta g*nja, mereka bernama Lina, Eko, Dimas, Rio, dan Maya. Mereka memang dikenal sebagai anak-anak yang nakal baik di sekolah maupun di luar sekolah. Terlalu asyik berpesta g*nja, seseorang bernama Ivan yang tak lain adalah adik kelas mereka memotret kejadian tersebut hingga saat Ivan sedang melihat hasil foto-fotonya, Eko melihatnya.
“Hei, siapa kau!!” teriak Eko. Mendengar teriakan tersebut, Ivan langsung kabur. Eko dan lainnya tidak mengejar karena mereka sudah tahu kalau orang yang baru saja kabur adalah adik kelas mereka.
“Biarkan saja dia lari, lagi pula kita bisa menemuinya besok,” ucap Lina.
“Awas saja kalau dia berani macam-macam,” lanjut Rio.
“Bagaimana kalau dia memberitahu semuanya?” ucap Maya.
“Kalau dia sampai membocorkan semua ini, kita harus memberinya pelajaran,” ucap Eko.
“Kita tidak perlu cemas, di sekolah tidak ada yang berani dengan kita termasuk Kepala Sekolah.” sahut Dimas santai.
Selesai pembicaraan, mereka melanjutkan aktivitas mereka yaitu pesta g*nja hingga larut malam. Pagi harinya saat Lina, Eko, Dimas, Rio, dan Maya sampai di sekolah, mereka terkejut ketika ada suara panggilan dari Kepala Sekolah yang menyebut nama dari kelimanya.
“Baru saja sampai langsung ada panggilan, sial sekali,” ucap Eko kesal.
“Sudah ku duga, dia pasti memberitahu kepada Kepala Sekolah,” lanjut Rio.
“Apa yang harus kita jawab nanti?” sahut Lina.
“Paling hanya semacam ocehan saja, Kepala Sekolah tidak akan mengeluarkan kita,” jawab Dimas santai.
“Ayo kita ke ruang Kepala Sekolah!” perintah Eko.
Mereka pun menuju ruang Kepala Sekolah, saat sedang berjalan mereka berpapasan dengan Ivan yang baru saja ke luar dari ruang Kepala Sekolah. Kelimanya menatap Ivan sinis, Ivan yang merasa sedang diperhatikan hanya bisa menundukkan kepala karena perasaannya yang ketakutan. Pintu dibuka, kelimanya menghadap Kepala Sekolah dan langsung mendapat sebuah kemarahan besar dari Kepala Sekolah atas kelakuan mereka yang semalam sedang berpesta g*nja di sebuah gang. Saat ditanya siapa yang memberitahu, Kepala Sekolah merahasiakannya, namun Kepala Sekolah tersebut memiliki bukti berupa foto-foto. Kelimanya langsung tahu bahwa yang memberitahukan semua ini adalah Ivan. Beruntung mereka adalah anak dari pengusaha tersukses di Kota ini dengan kerjasama bisnis yang besar, sehingga mereka tidak dikeluarkan dari sekolah. Saat bel pulang sekolah, kelimanya sudah bersiap-siap menunggu Ivan di bawah tangga. Ketika berjalan menuruni tangga, Ivan yang melihat ada 5 orang di bawah tangga merasa ketakutan, sekujur tubuhnya bergetar ketika 5 orang itu menyeretnya ke gudang sekolah lalu mengikatnya di kursi.
“Kenapa kau memberitahukan semua pada Kepala Sekolah?” tanya Eko membentak namun Ivan hanya diam.
“Cepat jawab!!!” lanjut Dimas namun Ivan masih tetap diam.
“Sudahlah kita hajar saja dia!” sahut Rio.
“Memang sepatutnya dia mendapat pelajaran dari kita!” lanjut Maya.
Eko, Dimas, dan Rio melepaskan ikatan tali pada kursi namun setelahnya mereka mulai menghajar Ivan dengan sadisnya sampai-sampai tubuh Ivan berceceran darah. Kelimanya pergi meninggalkan Ivan yang sudah tak berdaya seakan tidak ada rasa bersalah. Sudah seminggu Ivan tidak terlihat di sekolah, kabarnya Ivan masuk rumah sakit setelah kejadian sebelumnya dengan luka yang sangat serius terutama pada bagian kepala. Dalam hatinya ia sangat marah besar, ingin sekali ia membalas semua perbuatan Eko, Lina, Dimas, Rio, dan Maya. Setelah ke luar dari rumah sakit, ia bertekad untuk membalas dendam dengan cara yang lebih kejam yaitu membunuh mereka satu per satu. Kali ini terlihat bahwa Ivan yang dikenal baik dan pendiam tiba-tiba berubah drastis seperti seorang psychopath.
Pasca sembuh total, Ivan masih enggan berangkat sekolah sebelum rencananya selesai. Pertama yang ia lakukan pagi ini adalah ke rumah Maya secara diam-diam layaknya mata-mata. Tanpa ada yang melihat Ivan berhasil memasuki rumah dan menuju kamar Maya. Ternyata Maya sedang bersiap-siap menuju kamar mandi, Ivan pun mengikuti tanpa diketahui. Ketika Maya sedang berendam, Ivan langsung beraksi dengan mencelupkan kepala Maya dengan paksa ke dalam air hingga Maya tewas kehabisan napas dalam keadaan sedang berendam di dalam bathtub. Ivan langsung pergi meninggalkanya. Berita di sekolah tentang kematian Maya yang mendadak menjadi gempar. Lina, Eko, Dimas, dan Rio tak menyangka kalau Maya tewas secara mengejutkan pagi ini. Mereka kembali dikejutkan ketika di meja tempat Rio duduk ada secarik kertas bertuliskan Who’s Next?
“Apa maksud dari tulisan ini?” ucap Rio bingung.
“Sepertinya ada yang aneh,” sahut Eko.
“Mungkin itu hanya kertas biasa yang tidak sengaja berada di mejamu Rio,” ucap Lina.
Mereka pun duduk berkumpul dengan raut wajah yang tidak biasa, mungkin karena baru saja kehilangan salah satu anggota mereka.
Seusai sekolah mereka menuju ke pemakaman Maya yang tadi pagi baru saja selesai dimakamkan. Mereka merasa kehilangan bahkan bingung dengan penyebab kematiannya. Setelah itu mereka pulang sendiri-sendiri untuk ke rumah masing-masing. Saat keempatnya berpisah Ivan mengikuti Rio dari belakang sambil memegang kapak. Ternyata Ivan sejak awal mengikuti mereka. Baru ketika Rio berjalan di tempat yang sepi, dari arah belakang Ivan berlari kencang dan menghempaskan kapak ke pundak Rio yang saat ini sedang menghadapnya karena sempat menoleh ketika mendengar suara kaki. Dengan sadisnya Ivan terus mengarahkan kapak ke bagian tubuh yang lain hingga Rio tewas dengan banyak luka di sekujur tubuh, Ivan hanya membiarkannya begitu saja. Saat di sekolah, berita tentang kematian Rio menggemparkan warga sekolah seakan menambah daftar kematian siswa. Lina, Eko, dan Dimas semakin merasa aneh, belum 1 hari kepergian Maya, kini Rio menyusul bahkan kondisinya sangat mengenaskan.
“Jangan-jangan ini ada hubungannya dengan kertas yang kemarin,” ucap Eko.
“Apa maksudmu?” tanya Lina.
“Coba kalian ingat baik-baik, kemarin ada secarik kertas bertuliskan Who’s Next? di meja Rio. Lalu mendadak Rio meninggal, kita tahu sendiri kan kalau arti katanya itu Siapa Selanjutnya? yang menunjuk pada Rio untuk melanjutkan kematian Maya,” jelas Eko.
“Masuk akal sekali, aku juga punya pemikiran seperti itu,” sahut Dimas.
“Lebih baik kita kelas, kalau ada kertas itu lagi berarti memang itu penyebabnya,” ucap Lina.
Benar saja, ketika sampai di kelas mereka menemukan kertas dengan tulisan yang sama di meja Dimas. Sontak perasaan Dimas menjadi ketakutan.
“Sudah ku duga, pasti ada seseorang yang meneror kita,” ucap Eko.
“Memangnya siapa yang berani melakukannya?” tanya Lina.
“Aku tahu, pasti teror dari Ivan,” kata Dimas tiba-tiba.
“Kalau memang dia, apa alasannya?” Lina kembali bertanya.
“Kalian masih ingat kan, sebelumnya kita pernah menghajar Ivan hingga masuk rumah sakit. Kabarnya Ivan sudah ke luar dari rumah sakit tetapi sampai saat ini dia masih belum terlihat di sekolah,” jelas Dimas.
“Masuk akal sekali, tetapi masalahnya kita tidak tahu keberadaannya.” sahut Eko.
Mereka pun terus membicarakan tentang teror yang menimpa mereka hingga bel masuk tiba. Di tengah-tengah pelajaran, Eko dan Dimas meminta izin untuk ke kamar mandi. Dimas yang mengantar Eko hanya berdiri menunggu Eko ke luar. Tetapi Dimas melihat seperti ada seseorang misterius hingga dia mengejarnya sampai di tepi tangga sambil melihat ke bawah namun tidak ada orang yang turun. Secara tiba-tiba ada seseorang yang mendorong Dimas hingga terguling sampai tangga paling bawah. Dimas tewas seketika karena benturan yang sangat keras di bagian kepala. Ternyata orang yang mendorong Dimas adalah Ivan.
Sejak awal dia memang menunggunya di sekolah untuk melakukan aksinya. Eko yang baru saja ke luar merasa bingung ketika melihat di luar sudah tidak ada Dimas sambil memanggil namanya. Ivan langsung kabur untuk bersembunyi tetapi sebelumnya dia kembali menulis pada secarik kertas dengan tulisan Who’s Next? di dekat tubuh Dimas agar Eko melihatnya. Eko yang sedang mencari Dimas terkejut ketika melihat Dimas yang tak sadarkan diri di bawah tangga tanpa ada hembusan napas. Anehnya lagi Eko menemukan secarik kertas dengan tulisan yang sama dengan tadi pagi. Eko pun mencari bantuan, seketika kematian Dimas yang terjatuh dari tangga menjadi heboh seluruh warga sekolah. Kini yang tersisa hanya Lina dan Eko yang masih dibayang-bayangi teror yang mengancam nyawa mereka.
“Kau tahu, aku menemukan kertas dengan tulisan yang sama dengan tadi pagi di tubuh Dimas” ujar Eko.
“Kita harus berhati-hati terutama kau yang baru saja mendapat kertas teror” kata Lina.
Lina dan Eko terlihat hanya berdua saja di dalam kelas padahal seluruh siswa bahkan guru sudah pulang. Mereka terus membicarakan tentang teror yang menghantui mereka. Akhirnya keduanya memutuskan pulang. Ketika sudah di bawah tangga, Eko melupakan sesuatu kalau dia telah meninggalkan ponselnya di bawah mejanya, dia pun menuju kelas sementara Lina menunggu di bawah. Sampailah Eko di dalam kelas namun ia terkejut ketika melihat Ivan yang berada di belakangnya tiba-tiba menyerang dan menyeretnya ke kursi dengan ikatan tali yang kuat.
“Jadi benar, ternyata kau orangnya!” ucap Eko keras.
Ivan hanya diam sembari melanjutkan aksinya dengan menyiram sekitar kelas dengan bensin termasuk kursi yang ditempati Eko sekarang.
“Apa yang akan kau lakukan?” Eko membentak.
Ivan hanya menghiraukan saja kemudian dia membakar seisi kelas dan meninggalkannya. Ivan terkejut ketika melihat Lina yang sedang memperhatikannya dari pintu kelas dan kemudian lari. Ivan pun mengejar dan menangkapnya kemudian menyeretnya ke dalam kelas yang mulai terbakar. Ketika Ivan lengah, Lina mendorongnya hingga terjatuh dan berusaha kabur. Namun, api yang membesar menghalanginya. “Hahaha.. percuma saja kau kabur. Kita semua akan mati bersama. Walaupun aku ikut mati, setidaknya pembalasanku berhasil terbalaskan!” ucap Ivan tiba-tiba
Api yang semakin membesar mulai membakar kelas bagian atas. Ivan, Lina, dan Eko tewas terbakar dengan mengenaskan. Pada akhirnya semuanya tewas, baik orang yang menindas maupun ditindas. Mereka tidak bisa menjaga perilaku buruknya sehingga hal buruk menimpa mereka.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar