animasi-bergerak-selamat-datang-0112

Minggu, 03 April 2016

Tell Me, I Love You

Angin berbisik merdu mengantarkan gadis itu ke luar dari persembunyiannya. Kim Tae Yeon, gadis itu tak bergeming tatkala melihat sosok lelaki yang sudah berdiri di hadapannya, seperti biasanya. “Annyeong has…” Belum utuh Sehun menyapa, Taeyeon berlalu meninggalkannya untuk sebuah bus yang akan mengantarnya ke sekolah. Sehun yang sudah biasa seperti ini pun hanya tersenyum kemudian mengikuti Taeyeon menaiki bus. Lama Taeyeon merasa risih karena di belakangnya berdiri seorang Oh Sehun, karena ia tak pernah mendapat tempat duduk, karena Sehun selalu berdiri di belakangnya setiap pagi.
“Apa nanti… Sepulang sekolah kau ada waktu?”
“Jangan tanyakan hal lain selain pelajaran, oke?”
Taeyeon meninggalkannya turun dari bus. Lagi-lagi Sehun hanya tersenyum. Ia berjalan, mengikuti dan selalu mengajak Taeyeon bicara, tanpa pernah mendapat respon. Tapi itu cukup membuat Sehun merasa senang. Namun sekali mendapat respon. “Oke, mari kita perjelas di sini. Kau muridku dan aku gurumu. Jangan menyimpan perasaan seperti itu padaku. Cukup hormati aku sebagai guru, dan jangan pernah mengikutiku lagi.”

Hari ini tidak seperti biasanya, tapi sudah biasa hari-hari seperti ini. Taeyeon tak pernah mendapati Sehun di terminal, di belakangnya di dalam bus, bahkan tak di kelas sekali pun. Bangku itu selalu kosong. Hanya udara dingin musim gugur yang duduk di atasnya. Sederhana saja, Sehun bukan lagi penguntitnya. Bahkan ia tak lagi mengirim chat setiap detik yang bagi Taeyeon sangat tidak berguna. Taeyeon lega, tapi ada sesuatu yang berbeda di hatinya. Kehadiran sosok lelaki yang dianggapnya ‘anak kecil’ itu tak mengusik hidupnya. Ada rasa kosong dan sesuatu yang hilang yang dirasakannya. Taeyeon tak mengerti perasaan seperti apa ini. Tanpa sadar Taeyeon mengambil ponsel dan mengeklik nama Sehun Oh dalam chat-nya.
“Kau di mana? Aku merindukanmu.” Tulisan itu dihapus Taeyeon karena tidak mungkin ia mengirim pesan seperti itu. Apa Taeyeon sudah gila? Lalu Taeyeon mengetik lagi, sesuatu yang dirasa Taeyeon pantas.
“Kalau kau tak pernah masuk, kau melakukan sikap tidak disiplin.” Tak ada balasan. “Dan kau akan dikeluarkan dari sekolah.” Tetap tidak ada balasan. Sudah seminggu tiga hari Sehun tak pernah menyapa, atau sekedar memberi kabar. Taeyeon mulai gelisah, di manakah ‘muridku’ itu?

Langkah kaki Taeyeon menuju pada sebuah kafe. Kafe yang dulu dirinya dan Sehun menghabiskan waktu bersama karena Sehun beralasan bosan terus belajar di ruangan. Ya, Taeyeon pernah menjadi guru les privat Sehun, yang tiap jam enam sampai sembilan malam berara di kamar Sehun, mengajarinya belajar. Tapi semua berubah ketika Sehun merasakan hal yang berbeda padanya, menginginkan hubungan lebih dari sekedar ‘murid dan guru’. Sehun menyatakan cinta. Di tempat ini, persis di meja depannya berdiri. Taeyeon memikirkan sesuatu. Pendengarannya seperti deja vu dengan detakan sepatu yang sepertinya tak asing.
“Kau mencariku?”
Taeyeon mendongak. Matanya seakan tak percaya mendapati sesosok namja berpostur tinggi dan berkulit putih di hadapannya, dengan senyum tulus yang sudah lama tak dilihatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar